Jebril: Hanya Ada Satu Tuhan, Allah SWT
Jebril Mason besar dalam keluarga yang menjunjung nilai-nilai agama. Ayahnya, seorang Anglikan, sementara ibunya seorang pemeluk Katolik Roma.
Masa remajanya dihabiskan di Nigeria, ini karena ayahnya bekerja untuk pemerintah negara Afrika Barat itu. Selama di Nigeria, Jebril sering bersinggungan dengan Muslim. Itu terjadi lantaran anak buahnya kebanyakan Muslim.
Ia bertanya-tanya kepada orang tuanya mengapa memilih karyawan Muslim mulai dari petugas keamanan, pengemudi truk dan pembantu rumah tangga. "Ketika aku bertanya soal itu, ayah mengatakan Muslim itu orang-orang yang baik dan dapat dipercaya," kata dia seperti dikutip onislam.net, Jumat (2/11).
Kata ayahnya tentang Muslim tertanam baik di pikirannya. Ia percaya stereotip negatif terhadap Muslim terjadi karena peran media.
Semisal saja, anaknya kebetulan bersekolah di Arab Saudi. Media tidak akan mengabadikan foto dimana anaknya bermain sepakbola dengan teman-teman Arabnya.
"Mereka pasti lebih memilih mempublikasikan anak saya berkelahi dengan teman-teman Arabnya. Saya akui, Muslim ada yang baik dan buruk. Namun, kebanyakan dari mereka orang yang baik," kata dia menandaskan.
Sekian lama mendalami Islam selama di Nigeria, Jebril Mason akhirnya memeluk Islam. Ia menolak itu disebut pindah agama.
Karena pada dasarnya, setiap bayi yang baru lahir adalah Muslim. Karena itu, keputusannya mengucapkan dua kalimat syahadat merupakan momen kembalinya ia pada Islam.
"Hanya ada satu Allah, dan Muhammad adalah Rasul-Nya. Itu saja. Jadi itulah mengapa saya bergabung dengan Islam," kata dia seperti dinukil onislam.net.
Ketika ia putuskan itu, banyak pihak yang tidak percaya, atau bahkan sulit percaya. "Mengapa Anda menjadi Muslim, Anda gemar memakai celana pendek, rambut Anda pirang.
Sementara Muslim itu mengenakan helm dan gemar melemparkan bom," kenang Jebril menirukan pertanyaan kerabatnya.
Keteguhan hati Jebril membuatnya lebih mudah mendalami Islam. Ia begitu menikmati proses sebagai mualaf.
Ia pelajari dan pahami persoalan yang dialami Muslim. Ia rasakan pula kekerabatan yang erat sesama Muslim.
"Islam tidak sulit, agama ini penuh logika. Pikirkan kenapa agama ini melarang Muslim mengkonsumi babi dan minuman keras," kata dia mengakhiri.
Post a Comment