Perang Besar (Armageddon)
sy42.wordpress.com
Dakwah Maya - Peperangan Armageddon adalah peristiwa pertama sebagai permulaan dari serentetan huru-hara di akhir zaman.
Pertempuran ini adalah adalah perang penghancuran dan nuklir yang akan memusnahkan sebagian besar senjata-senjata strategis.
Sehingga akan tiba masanya di mana perang yang akan terjadi selanjutnya setelah Armageddon ini, adalah perang dengan menggunakan tombak, panah dan pedang seperti yang pernah terjadi di zaman nabi dan para khalifah-khalifah terdahulu.
Seluruh senjata modern setelah Armageddon tersebut akan musnah dengan sendirinya.
Tidak ada lagi sumber energi dan gerak di muka bumi.
Hingga pesawat pun tidak akan bisa terbang.
Tidak ada lagi sumber energi dan gerak di muka bumi.
Hingga pesawat pun tidak akan bisa terbang.
Mobil dan Tank juga tidak ada lagi. Zaman akan kembali ke masa lalu yakni senjata hanya dengan menggunakan alat yang terbuat dari besi dan kayu,seperti pedang, tombak, panah, dlsb.
Sementara kendaraan yang digunakan adalah dengan berkuda.
Sementara kendaraan yang digunakan adalah dengan berkuda.
Allahu Akbar… Tidak ada daya dan kekuatan kecuali hanya pada Allah sajalah kita bergantung.
SEPERTI APA PEPERANGAN ARMAGEDDON ITU?
Perang Armageddon adalah :
- Peristiwa besar dan perang kehancuran.
- Pertemuan strategi dari perang raksasa yang sudah dekat waktunya.
- Perang persekutuan internasional (Perang Dunia) yang akan segera datang, yaitu yang sedang ditunggu oleh seluruh penduduk bumi pada hari ini.
- Ia adalah perang politik dan agama.
- Ia adalah perang raksasa oleh banyak pihak.
- Ia adalah perang yang paling besar dan dahsyat dalam sejarah.
- Ia adalah awal dari kemusnahan.
- Ia adalah perang yang dimulai dengan menyeluruhnya ‘perdamaian palsu’, sehingga orang-orang berkata, ‘perdamaian sudah datang’, ‘keamanan sudah datang’, padahal kenyataannya adalah sebaliknya.
Hal ini sudah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW, bahwa:
“Kalian akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Rum dalam keadaan aman. Lalu kalian akan berperang bersama mereka melawan suatu musuh dari belakang mereka. Maka kalian akan selamat dan mendapatkan harta rampasan perang. Kemudian kalian akan sampai ke sebuah padang rumput yang luas dan berbukit-bukit. Maka berdirilah seorang laki-laki dari kaum Rum lalu ia mengangkat tanda salib dan berkata, ‘Salib telah menang’. Maka datanglah kepadanya seorang lelaki dari kaum muslimin, lalu ia membunuh laki-laki Rum tersebut. Lalu kaum Rum berkhianat dan terjadilah peperangan, dimana mereka akan bersatu menghadapi kalian di bawah 80 bendera, dan di bawah tiap-tiap bendera terdapat dua belas ribu tentara.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
“Kiamat tak akan terjadi sebelum kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi. Sampai ada seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, maka berkatalah batu dan pohon itu: “Hai muslim, wahai hamba Allah, ini ada Yahudi di belakangku. Kemarilah, bunuh dia!,”. Kecuali pohon Gharqad*, karena dia adalah pohon Yahudi.”
“Takkan terjadi kiamat sehingga ada dua pasukan besar berperang. Pertempuran terjadi di antara keduanya sedemikian sengitnya. Padahal pengakuan masing-masing sama. (HR. Bukhari)
“Kiamat takkan terjadi sehingga bangsa Romawi singgah di Al-A’maq* atau di Dabiq*. Lalu mereka diserbu oleh balatentara dari Madinah, yang merupakan penduduk dunia yang terbaik waktu itu. (Muslim bin Hajjaj dari Abu Hurairah RA)
*Al-A’maq dan Dabiq adalah nama dua tempat di Syria dekat kota Halab (Alepo).
“Kamu sekalian akan menyerbu jazirah Arab, sampai ditaklukkan Allah. Kemudian (kamu menyerbu) Persia sampai negeri itu ditaklukkan Allah. Kemudian (kamu menyerbu pula) Romawi, sampai negeri itu ditaklukkan Allah. Kemudian kamu menyerbu Dajjal, sampai ia ditaklukkan Allah.” (HR. Muslim)
“Sesungguhnya kemah besar kaum muslimin di hari pertempuran sengit ada di Ghoutah, disebelah kota bernama Damaskus, salah satu kota terbaik di Syam.” (HR. Abu Daud dari Abu Darda’)
Adapun sepertiga jumlah mereka yang lain, maka mereka tersebut akan ditumpas oleh kaum Muslimin pada zaman Imam Mahdi, tepatnya setelah turunnya Isa al-Masih putra Maryam.
Wallahu ‘alam bissawab.
Post a Comment